1 Jenis Kain Bahan Pembuatan Batik: Mori (Cambrics) indonesian[dot]alibaba[dot]com Kain Mori merupakan kain berwarna putih yang tebuat dari kapas dengan cara di tenun. Kain mori yang biasa digunakan sebagai kain batik ini memiliki 2 jenis berdasarkan prosesnya. Berbedadengan kain tenun rang rang, motif kain tenun songket mengisi penuh seluruh lembaran kain. Songket berasal dari kata sungkit yang berarti mengangkat. Hal tersebut sesuai dengan proses pembuatan motif kain songet, dimana motif tenun tersebut dibuat dengan cara mengangkat sejumlah kain lungsi dengan lidi untuk membentuk rongga rongga. MenuurtRidwan, peralihan alat tenun dari manual ke alat tenun bukan mesin (ATBM) sendiri dimulai pada 1951. Meski menggunakan alat tenan bukan mesin, Ridwan tetap menjaga keaslian motif dan corak khas kain sutra Sengkang. Sedangkan penggunaan bahan baku sutra, tergantung ketersediaan karena tak banyak masyarakat yang beternak kokon sutra. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Inilah Bahan dan Alat Dalam Pembuatan Kain Tenun Yang Harus Anda Ketahui Inilah Bahan dan Alat Dalam Pembuatan Kain Tenun Yang Harus Anda KetahuiBahan Pembuat Kain TenunBahan PewarnaProses PewarnaanAlat Penenun – Indonesia sangat kaya akan keberagaman dan budaya. Majunya kebudayaan suatu wilayah ditandai dengan adanya pakaian yang dikenakan oleh masyarakatnya. Sejak zaman prasejarah masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya pakaian yang dikenakan untuk menutup tubuh mereka, walaupun bentuk, bahan dan teknik pembuatan yang digunakan masih sangat sederhana. Salah satu kain tradisional yang digunakan manusia prasejarah yang masih ada sampai sekarang adalah kain tenun. Kain tenun sendiri merupakan kain yang dibuat dengan cara menjalin benang secara horizontal dan vertikal dengan menggunakan teknik anyam. kain tenun yang di buat kaya akan ragam hias dan corak. bahan dan alat pembuat tenun Hampir setiap daerah di Indonesia mempunyai kain tenun dengan ciri khas dan keunikan yang mencerminkan kebudayaan daerahnya. Motif atau pola yang terdapat pada kain tenun merupakan manifestasi dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Ada juga yang dipengaruhi oleh budaya luar yang dibawa oleh pedagang-pedagang yang datang ke Indonesia. Tak hanya ragam hias, bahan pembuat kain tenun pun menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia disekitar mereka. Oleh karena itulah setiap daerah mempunyai motif, corak dan bahan kain tenun yang berbeda-beda tergantung dari keadaan alam disekitar wilayah tersebut. Pada zaman dahulu kain terbuat dari bahan-bahan seperti dedaunan, kulit kayu dan binatang. Proses dan teknik pembuatan pun masih sangat sederhana karena dibuat secara manual. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, memang terdapat perubahan pada pembuatan kain tenun terutama pada proses pembuatan dan ragam hias dan corak kain tenun. Namun lain halnya dengan bahan pembuatan kain tenun, masih banyak tempat atau wilayah penghasil kain tenun di Indonesia yang masih mempertahankan penggunaan bahan-bahan alami yang tersedia disekitar mereka untuk membuat kain tenun. Penggunaan bahan alami ini bertujuan untuk mempertahankan keaslian dan melestarikan kain tenun sebagai salah satu warisan budaya mereka. Penggunaan bahan-bahan alami pada pembuatan kain tenun biasanya dilakukan oleh penenun tradisional yang masih menenun dengan menggunakan alat tenun tradisional atau alat tenun bukan mesin. Karena menggunakan bahan-bahan alami tentu saja kualitas motif dan corak kain tenun menjadi sangat indah dan otentik, tak heran jika kain tenun yang terbuat dari bahan-bahan alami ini mempunyai nilai jual yang fantastis. Lalu apa sajakah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sehelai kain tenun yang indah? Nah, berikut adalah bahan-bahan pembuat kain tenun yang wajib kamu tahu Bahan Pembuat Kain Tenun benang merupakan komponen terpenting dalam membuat kain tenun. ada dua jenis benang yang digunakan dalam menenun yaitu benang lungsi dan benang pakan. Benang yang digunakan dalam pembuatan kain tenun merupakan benang yang berasal dari tumbuhan yang ada disekitar daerah tempat tinggal penenun. Selain benang, bahan yang diperlukan untuk membuat sehelai kain tenun adalah pewarna. Pewarna mempunyai peran yang sangat penting dalam pembuatan kain tenun karena pewarna lah yang akan memberikan motif dan corak pada kain tenun, sehingga membuat kain tenun menjadi indah dan bernilai seni tinggi. Berikut adalah beberapa bahan yang digunakan untuk membuat kain tenun 1. Kapas Kapas adalah bahan utama yang digunakan untuk membuat kain tenun. Kapas dihasilkan dari tanaman kapas yang biasanya tumbuh didaerah tropis seperti Indonesia. Bagian yang digunakan dari tanaman ini adalah seratnya. Oleh karena itu kapas yang baru dipanen kemudian dijemur dan dipisahkan dari bijinya dengan menggunakan alat yang disebut Golong. Setelah dipisahkan dari biji, kapas kemudian dilembutkan dan dipisah-pisah agar kapas tidak menggumpal pada waktu dipintal. Pemintalan dilakukan dengan cara menggulung benang. Setelah pemintalan selesai maka kapas siap untuk diberi warna dan digunakan. Bahan yang berbahan dasar kapas adalah katun. Katun sangat umum digunakan sebagai bahan dasar tekstil dan tenun 2. Kepompong Ulat Sutera Jika kapas akan menghasilkan benang katun, maka kepompong ulat sutera akan menghasilkan benang sutera dan benang emas. Benang ini lebih ekslusif jika dibandingkan dengan katun. Kain yang dihasilkan dari benang sutera dan emas umumnya harganya lebih mahal. Biasanya kain songket yang menggunakan bahan dasar benang sutera dan emas. 3. Lilin Sarang Lebah dan akar serai wangi Lilin sarang lebah digunakan oleh penenun untuk meregangkan benang, sedangkan akar serai wangi digunakan untuk mengawetkan benang. Kedua bahan alami ini adalah bahan tambahan yang biasanya digunakan oleh penenun agar kualitas benang yang akan digunakan untuk menenun lebih baik dan terjaga keawetannya. benang tenun Bahan Pewarna Tak hanya benang yang terbuat dari bahan alami, pewarna yang digunakan pada kain tenun pun menggunakan bahan-bahan alami. Tak heran bila kain yang dihasilkan mempunyai warna yang terang, indah dan dan unik. Umumnya pewarna alami digunakan oleh penenun yang masih menenun menggunakan alat tenun tradisional. Untuk pengrajin yang sudah menggunakan alat tenun mesin biasanya sudah menggunakan pewarna sintetis untuk menekan biaya produksi. Berikut adalah beberapa bahan bahan alami yang digunakan untuk proses pewarnaan Warna merah dihasilkan dari tanaman mengkudu, kulit pohon angsana, kulit pohon jati, buah manggis dan kesumba. warna hijau dihasilkan daridaun yang sering digunakan oleh penenun untuk menghasilkan warna hijau adalah daun pandan suji, daun mangga, daun rumput putri malu. Warna kuning dihasilkan dari bahan bahan seperti kunyit, bunga tembelekan, bunga matahari, pohon gendis dan nangka. Semua bunga yang berwarna kuning sebenarnya juga bisa digunakan. Warna hitam didapat dari tumbuhan tarum, jambu mete dan buah pinang. Warna biru didapat dari tanaman bunga telang dan daun nila Warna cokelat didapatkan dari kulit mengkudu, buah pinang dan mundu Masih banyak bahan-bahan lain yang biasa digunakan oleh penenun. Karena memanfaatkan apa yang ada dilingkungan maka bahan-bahan yang digunakan sangat beragam karena kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Proses Pewarnaan Untuk menghasilkan warna dari bahan-bahan yang ada caranya sangat sederhana yaitu tanaman atau kulit pohon yang akan dijadikan warna ditumbuk halus kemudian diberi air dan disaring untuk diambil sari nya. Setelah didapatkan sari, kemudian benang yang ingin diberi warna kecelupkan kedalam warna selama minimal 24 jam untuk satu sisi benang. Kemudian benang dibalik ke sisi berikutnya dan dilakukan perendaman selama 24 jam. Kadang-kadang proses pewarnaan harus dilakukan secara berulang-ulang agar didapatkan hasil yang diharapkan. Untuk menjaga keawetan warna benang, biasanya penenun juga mencampurkan kapur sirih pada saat perendaman benang. Konon kapur sirih dapat menjaga warna benang tetap awet meskipun kain nantinya akan dipakai berulang-ulang. Proses pewarnaan sangat penting dalam membuat kain tenun, karena warna inilah yang nantinya akan membedakan kain tenun suatu daerah dengan daerah lainnya. pewarnaan kain tenun akan memberikan motif dan corak yang membuat kain tenun menjadi unik dan indah. Pada benang lungsi, proses pewarnaan cenderung lebih mudah karena benang lungsi merupakan warna dasar kain. Umumnya benang lungsi hanya diberi satu macam warna saja. Sedangkan benang pakan, pewarnaan agak sedikit lebih kompleks. Benang pakan adalah penentu motif atau corak suatu kain. Biasanya pewarnaan dilakukan dalam beberapa tahapan sampai benar-benar didapat warna yang diinginkan. Alat Penenun Pekerjaan menenun dilakukan oleh kaum wanita. Berdasarkan jenis alat yang dipakai, proses penenunan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenun gedog dan tenun ATBM. Peralatan tenun gedog sepenuhnya terbuat dari kayu dan masih bersifat tradisional. Pada saat menenun, penenun harus duduk dengan kedua kaki selonjor sejajar ke depan, sementara alat ini dipangku di atas paha si penenun. Disebut tenun gedog karena setiap penenun merapatkan benang melintang ke jajaran benang membujur terdengar bunyi ”dog, dog – dog”, yang dihasilkan dari benturan kayu alat tenun. Perajin tenun gedog melakukan pekerjaannya di rumahnya masing masing. Alat Tenun Bukan Mesin Alat tenun lain yang biasanya digunakan yaitu alat tenun bukan mesin ATBM. Meskipun terdapat beragam bentuk dan mekanisme alat tenun ini, namun fungsi dasar ATBM tetap sama yaitu sebagai tempat memasang benang-benang lungsi untuk kemudian benang pakan dapat diselipkan di sela-sela benang lungsi. Berikut adalah beberapa alat yang terdapat dalam ATBM sekoci, untuk menaruh benang pakan, tempat benang kelos, untuk menaruh benang kelos saat proses pengebooman, Sisir silang/sisir hani, untuk mengatur dan menyusun helaian benang, Kelos, untuk menggulung helaian benang, Penamplikan, untuk membentangkan benang, Pemalpalan, untuk menggulung benang pakan dan merapikan susunan helaian benang pakan yang sudah dicatri, Undar, untuk membentangkan benang agar mudah dipindahkan ke dalam ulakan Pengeredegan/pengehengan, untuk menggulung benang ke dalam ulakan, Pemaletan, untuk menggulung benang pakan. Nah demikian artikel mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kain tenun, semoga bermanfaat! Home » Cara Membuat Kain Tenun Yang Harus Kamu Tahu Pada awalnya masyarakat zaman dulu membuat kain dengan cara ditenun yang bahannya harus melalui proses pemintalan terlebih dahulu. Proses penenunan ini membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menghasilkan satu lembar kain. Cara membuat kain tenun pun menggunakan alat-alat khusus namun tradisional. Namun seiring berjalannya waktu, pembuatan kain dengan penenunan ini semakin dikembangkan dengan bantuan mesin berteknologi. Walaupun pengerjaannya cepat, namun kualitas yang dihasilkan berbeda. Sebagian masyarakat pedesaan di beberapa wilayah Indonesia masih mempertahankan kerajinan membuat kain tenun secara tradisional. Hal ini menjadi pelestarian budaya lewat kemahiran oleh masing-masing penduduk. Cara membuatnya pun harus menguasai teknik-teknik tertentu. Untuk mengetahuinya, berikut pembahasan tentang cara membuat kain tenun. Mengenal kain tenun Kain tenun merupakan kain yang dibuat dengan cara dianyam menggunakan alat tenunan. Alat tenunan yang digunakan pada umumnya berupa tradisional manual maupun bukan mesin ATBM. Namun seiring berkembangnya teknologi, sudah banyak alat tenun mesin yang digunakan untuk memproduksi kain tenun skala besar. Biasanya ditemukan dipabrik-pabrik tekstil besar khusus tenun. Cara membuat kain tenun pun tidak semudah yang dilihat. Para pengrajin harus focus memperhatikan jalannya anyaman tenunan. Mereka yang sudah mahir akan dengan mudah menampilkan kelihaiannya dalam menenun kain. Biasanya keahlian menenun oleh masyarakat pelosok Alat dan bahan pembuatan kain tenun Dalam membuat kain tenun, dibutuhkan beberapa alat tenun dan bahan untuk membantu proses pembuatannya. Alat yang digunakan pun khusus untuk menenun. Sedangkan bahan yang digunakan seperti bahan pembuatan kain pada umumnya. Untuk lebih jelasnya, berikut alat dan bahan pembuatan kain tenun. Pages 1 2 3 – Cara membuat kain tenun ikat dengan alat tenun bukan mesin ATBM. Langkah langkah menenun di Tenun Kainratu di Troso Jepara ini menggunakan teknik dobel ikat atau ikat ganda. Teknik pembuatan tenun ini terbilang sulit dan langka karena menggabungkan teknik ikat lungsi dengan teknik ikat pakan dalam satu kain tenun. Namun, proses pembuatan tenun ikat yang biasanya perlu waktu berbulan bulan ternyata bisa dipersingkat dalam 10 hari tanpa menggunakan mesin. Mau tahu rahasianya? Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara dikenal mampu menghasilkan kain tenun dengan motif sangat beragam dan dikerjakan dalam waktu relatif singkat. Keunggulan tersebut ternyata menarik minat pengrajin tenun daerah lain untuk belajar cara membuat kain tenun dengan alat tenun bukan mesin ATBM. Salah satunya pengrajin tenun dari Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi itu November 2019, workshop pengrajin tenun Kainratu di Troso Jepara tidak saja ramai dengan suara alat tenun. Ada tambahan suara penjelasan instruktur dan tanya jawab bagaimana proses pembuatannya, seperti cara membuat tenun ikat dengan ATBM. Tentu berbeda dengan cara menenun tradisional di Wakatobi, Toraja, Flores, Sikka, Sumba, dan kesempatan itu, 6 pengrajin tenun beserta pendamping dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperindag Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara datang ke lokasi pembuatan tenun Kainratu di Sentra Tenun Troso, Kabupaten Jepara. Pengrajin Tenun Wakatobi di Sentra Tenun Troso Jepara Proses Pembuatan Tenun Dimulai pagi itu. Pengenalan proses pembuatan tenun menggunakan ATBM. Selanjutnya, selama 10 hari mereka akan belajar dan praktek menenun teknik dobel ikat. Dengan menggunakan ATBM, mereka dilatih untuk menghasilkan motif tenun yang lebih beragam tanpa meninggalkan corak khas Wakatobi. Membuat kain tenun memang tidak semudah yang dilihat. Tanpa keterampilan khusus, keuletan, dan ketelitian, maka kain yang diolah tidak akan jadi. Mereka yang biasanya membuat kain dengan alat tenun gedogan, kini memulai proses belajar menggunakan ATBM. Tujuannya, untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas pengrajin tenun Wakatobi serta meningkatkan kualitas hasil produksi tenun satu pengrajin yang tertarik dengan cara membuat kain tenun ATBM adalah Asfiati yang merupakan pengrajin dari Pulau Kaledupa, Kabupaten workshop Tenun Kainratu Desa Troso Jepara, ibu rumah tangga itu memberanikan diri untuk mencoba belajar membuat kain tenun. Ia duduk di depan ATBM dan mulai memperagakan cara menenun, dengan dibimbing oleh instruktur tenun Kainratu. “Ingin mempelajari lebih dalam proses pembuatan kain tenun, dari tradisional ke ATBM,” kata kain tenun memang tidak semudah yang dilihat. Perlu faham dan mahir menerapkan langkah langkah menenun yang benar. Tanpa keterampilan khusus, keuletan, dan ketelitian, maka kain yang diolah tidak akan jadi. Lebih jauh di balik itu, perlu proses lebih rumit untuk menghitung benang yang dibutuhkan, menggambar motif, mengikat benang yang benar, mewarnai dan sederet proses penyiapan yang lain. Langkah langkah menenun memang tidak sederhana. Seremoni serah terima peserta magang tenun Tenun Kainratu yang berlokasi di Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara menerima pengrajin tenun yang diutus Disperindag Kab. Wakatobi untuk belajar membuat kain tenun ikat ATBM. Guna mencoba semua proses pembuatan tenun ATBM, masa magang paling cepat memang berlangsung 7 hari. Dalam kurun waktu tersebut, langkah langkah menenun dapat dilalui dengan runtut dan benar. Waktu magang yang lebih lama seperti 10 hari atau 14 hari tentu lebih baik mengingat kesempatan peserta untuk praktik akan lebih banyak pada setiap tahap proses pembuatan kain tenun. Selain itu, alat bahan dan cara membuat kain tenun sudah disiapkan jauh jauh hari agar kegiatan menenun berjalan lancar sesuai rencana. Peserta magang dari Wakatobi mengambil durasi magang 8 hari ditambah 2 hari pemantapan praktek. Bagaimana cara membuat kain tenun dalam 10 hari, dengan teknik ikat pakan & lungsi menggunakan alat ATBM di Troso Jepara? Berikut kami ceritakan tahapan pembuatan kain tenun. Tahapan pembuatan kain tenun Cara Membuat Kain Tenun dalam 10 Hari Hari 1 Menentukan Spesifikasi Kain TenunHari 2 Menghitung Benang TenunHari 3 Ngeteng dan Membuat MotifHari 4 Mengikat BenangHari 5 Mewarnai BenangHari 6 Menjemur dan Melepas Ikatan BenangHari 7 Proses Benang PakanHari 8 Proses Benang LungsiHari 9 Memasang Benang pada Alat TenunHari 10 Menenun Hari 1 Menentukan Ukuran dan Motif Tenun Hari 1 Membuat rencana ukuran dan motif kain tenun Kembali ke Daftar Hari Di hari pertama, peserta magang akan dikenalkan proses pembuatan kain secara sekilas. Mereka mengamati setiap proses dan menanyakan hal yang menarik untuk dipelajari lebih dalam. Dijelaskan pula alat bahan dan cara membuat kain tenun ikat yang nanti akan dipelajari dan dipraktekkan secara langsung. Setelah berbincang santai, akhirnya disepakati praktek membuat tenun pada program itu adalah Kain tenun dobel ikat bentuk syal dengan rumbaiUkuran 200 x 60 cmMotif tulisan “WAKATOBI” dengan ragam hias khas wakatobiWarna biru putih Dalam membuat kain tenun, membuat perencanaan sangat penting. Ukurannya berapa, motifnya mau dibuat seperti apa, termasuk warna yang akan digunakan apa saja,” kata Khoiri, instruktur program “Belajar Membuat Kain Tenun dalam 10 Hari” yang digagas Tenun Kainratu. Peserta pun merekam, memotret, dan mencatat teks prosedur cara membuat kain tenun yang akan mereka pelajari. Hari 2 Teknik Menghitung Benang Tenun Hari 2 Menghitung jumlah helain benang Pada hari ke dua, peserta mulai dijelaskan secara praktis cara menghitung benang yang diperlukan untuk membuat kain tenun dengan ukuran tertentu. Langkah langkah menenun memang perlu dilalui dengan tekun pada setiap tahapan. Misalnya, berapa helaian benang yang diperlukan bila pengrajin ingin membuat kain tenun selebar 60 cm dengan kepadatan sisir 80? Ketrampilan menghitung secara praktis seperti ini diperlukan, agar pengrajin mampu menerima custom order dengan ukuran kain sesuai kebutuhan pelanggan. Ada variasi ukuran kain tenun yang lebih banyak untuk berbagai kebutuhan seperti baju bawahan wanita, syal, dan ikat kepala yang mempunyai lebar kain berbeda. Selepas rehat makan siang, peserta diajari cara mengikat benang dengan tali rafia. Teknik praktis agar ikatan pada benang kuat sehingga pewarna tidak merembes masuk dalam motif. Bagaima juga posisi jari agar proses mengikat berjalan lebih cepat dengan hasil ikatan tetap kuat. Sampai sore, peserta akan praktik mengikat pada ikatan pendek dan ikatan panjang. Praktik mengikat yang berjalan mengasyikkan dengan selingan senda gurau membuat waktu terasa cepat berjalan. Satu dua peserta bahkan tertarik melanjutkan latihan mengikat di penginapan pada malam harinya. Hari 3 Ngeteng dan Membuat Motif Tenun Hari 3 Membuat motif tenun pada benang di plankan/ pigura Kembali ke Daftar Hari Di hari ketiga, peserta dikenalkan cara menggulung benang dengan alat bum. Pengenalan pada alat keteng juga dilakukan yakni memasukkan benang pada bentangan kayu kotak mirip figura. Sekadar mengenalkan dengan melihat, sementara praktik dilakukan pada hari lain yang akan datang. Melihat proses dan tanya jawab penting dilakukan guna memberi pemahaman awal dan runtut saat peserta diajarkan cara menggambar motif pada bentangan benang di figura yang disebut plangkan. Oh iya, istilah alat dan proses mungkin berbeda di setiap daerah sehingga perlu ditunjukkan alatnya secara langsung untuk menyamakan persepsi peserta dan instruktur. Misalnya, yang disebut ngeteng itu proses seperti ini, yang disebut gun itu alat yang ini, dan seterusnya. Praktik pada hari itu meliputi pemantapan pemahaman pengelompokan benang untuk persiapan proses ngeteng. Menyiapkan benang lungsi yang dimulai dari menghitung dan mengelompokkan benang, memindahkan benang ke dalam sepulan dengan alat jontro, mengelompokkan dan mmindahkan benang lagi dari sepulan ke bentangan alat figura atau plankan, yang diakhiri menggambar motif corak ke dalam bentangan benang di plankan. Suasana belajar membuat motif tenun Menggambar Motif pada Benang Pakan dan Lungsi Menggambar motif pada benang pakan ini perlu dilakukan, karena pengrajin Wakatobi memakai teknik dobel ikat. Corak motif tenun ada pada keduanya, benang pakan dan benang lungsi. Di kesempatan lain, saat mengajar teknik tenun ikat lungsi seperti proses pembuatan kain tenun ikat di Flores, Sikka, dan Sumba Nusa Tenggara Timur NTT, maka proses menggambar pada benang pakan dapat dilewati. Sementara saat belajar dengan teknik ikat pakan seperti pengrajin di Toraja atau Donggala Sulawesi Tengah, menggambar motif di benang pakan dilakukan namun tidak pada benang lungsi. Kedua teknik diatas dipakai semua di Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara, namun tidak dipakai bersamaan dalam satu kain. Nah, teknik dobel ikat seperti yang dilakukan di Tenganan Bali jarang dipakai. Bahkan Kompas pernah memuat tulisan, teknik dobel ikat atau tenun ikat ganda di dunia hanya ada di tiga tempat, India, Jepang, dan Bali. Baca di Kompas Tenun Ikat Ganda Hanya Ada Tiga di Dunia Tenyata, tenun tradisional di Kaledupa, Wakatobi pun menggunakan teknik dobel ikat. Meskipun, motif yang dihasilkan di Wakatobi jauh lebih sederhana daripada kerumitan motif kain gringsing yang dihasilkan pengrajin Tenganan Bali. Sementara di Sentra Tenun Troso Jepara, teknik dobel ikat baru mulai dikembangkan dan belum banyak yang menerapkan. Teknik dobel ikat menjadi salahsatu inovasi dan pengembangan terbaru di Troso selain teknik pewarnaan alam untuk kain tenun ikat. Di hari ketiga, semua proses pembuatan kain tenun di atas masih diperagakan oleh instruktur sementara peserta magang mengamati dan menanyakan proses yang belum difahami. Hari 4 Cara Mengikat Benang Tenun Hari 4 Teknik mengikat benang tenun yang benar Kembali ke Daftar Hari Selanjutnya hari keempat, giliran peserta yang mempraktikkan ngeteng, yang dilanjutkan dengan menggambar motif pada figura plankan. Kegiatan ini merupakan review ketrampilan hari sebelumnya. Praktik membuat motif sekaligus juga mereview cara menghitung benang, pengelompokan benang, dan praktik mengikat benang secara cepat dan kuat. Peserta juga diajari cara membuat skala motif tenun yang benar. Bagaimana caranya agar gambar pada benang tenun menghasilkan corak pada kain tenun seperti yang direncanakan. Teknik skala gambar diperlukan karena lebar benang pada plankan tidak sama dengan lebar kain setelah ditenun. Tentu saja ukuran gambar pada benang jadi berbeda dengan ukuran gambar saat jadi kain nanti. Maka perlu perhitungan berapa besar gambar di benang agar motif pada kain tenun sesuai rencana. Untuk menghasilkan motif kotak sebesar 2 cm pada kain tenun nanti, berapa lebar motif kotak yang digambar pada bentangan benang di figura plangkan? Seperti itu kira kira, ketrampilan yang dipelajari peserta dalam sesi menggambar motif kain tenun. Skill ini penting karena menjadi kunci kemampuan membuat kreasi motif baru. Kemampuan ini juga berguna untuk memindah motif yang di kertas digambar ulang pada bentangan plankan, agar saat jadi kain tenun nanti besar motif bisa sesuai kembali dengan ukuran yang diinginkan. Pada hari ke empat, peserta kembli melakukan kegiatan mengikat benang yang benar. Kali ini, dilakukan pada benang yang dipakai untuk praktik. Sesi ini merupakan pemantapan atau pembiasaan ketrampilan mengikat benang agar gerakan jari lebih cepat dan hasil ikatan lebih kuat. Hari 5 Teknik Pewarnaan pada Kain Tenun Hari 7 Teknik pewarnaan benang tenun Kembali ke Daftar Hari Memasuki hari ke lima, pengrajin mulai menerapkan teknik pewarnaan pada kain tenun saat masih berupa benang. Mereka belajar teori dan praktek mencampur pewarna kimia untuk menghasilkan warna yang diinginkan. Dijelaskan pula macam macam jenis pewarna yang digunakan di Sentra Tenun Troso, beserta keunggulan dan kelemahannya. Peserta juga diajak mengunjungi toko pewarna kimia untuk membeli bahan pewarna sekaligus membeli berbagai peralatan tenun yang diinginkan peserta untuk diterapkan di rumah. Misalnya, membeli teropong atau sekoci yang membawa benang pakan pada alat tenun. Ada juga peserta yang membeli paletan, sepulan, dan tali rafia yang kualitasnya terbukti bagus untuk mengikat benang tenun. Salah satu permasalahan kerajinan tenun di luar jawa memang ada pada ketersediaan bahan baku untuk membuat tenun. Bahan baku jarang tersedia, toko yang jual bahan baku sangat minim, dan harga bahan baku jauh lebih tinggi daripada harga di Sentra Tenun Jepara. Bila ditambah proses pembuatan kain tenunnya yang sangat lama, tak heran harga kain tenun di berbagai daerah luar Jawa biasanya jauh lebih tinggi dibanding harga kain tenunan pengrajin Troso Jepara. Kesenjangan harga itulah yang berusaha dipangkas dengan meningkatkan kecepatan proses menenun dengan magang menenun di Sentra Tenun Jepara. Setelah membeli pewarna, peserta magang langsung melihat dan praktik mewarnai benang tenun yang dilakukan dengan beberapa tahap sampai akhirnya selesai dan dijemur di bawah terik matahari. Selama penjemuran, benang tenun juga perlu diberi treatment agar benang kembali lurus dan lembut saat kering nantinya. Treatment tersebut dikenal dengan sebutan ngetek. Sekadar info, pewarna alam hanya dijelaskan secara singkat sebagai pengetahuan. Namun, tidak dilakukan praktek pewarna alam karena perlu waktu yang lebih lama dan program yang berbeda untuk melakukannya. Hari 6 Teknik Menjemur dan Melepas Ikatan Hari 6 Melepas ikatan pada benang tenun Kembali ke Daftar Hari Hari ke enam, peserta mempelajari kembali macam macam benang tenun, cara menghitung sisir tenun, dan sharing permasalahan teknis menenun yang pernah ditemui. Termasuk cara membuat alat tenun tradisional lebih efisien untuk menenun. Kegiatan tersebut dilakukan di sela sela proses penjemuran yang perlu diketek dan dibalik agar kering menyeluruh. Aktivitas juga ditambah proses melepas ikatan pada benang tenun yang telah ditandai dengan warna tali rafia berbeda. Proses melepas tali rafia ini disebut mbatil atau mbatili. Ketrampilan mbatil perlu dilatih agar berjalan cepat tanpa ada benang yang terputus. Alat yang digunakan untuk melepas ikatan adalah pisau, cutter, atau solder listrik dengan ujung yang telah dimodifikasi. Hari 7 Proses Membuat Benang Pakan Hari 7 Mengurai benang pakan menjadi kelompok benang lungsi Kembali ke Daftar Hari Pada hari ketujuh, peserta mulai praktek mbungkar atau memproses benang pakan yang telah kering kedalam beberapa kelompok benang pakan. Kelompok benang pakan ini selanjutnya digulung pada paletan melalui alat bernama jontro. Proses yang dinamakan malet ini juga diajarkan kepada peserta magang. Benang pakan yang telah tergulung pada paletan inilah yang kemudian dimasukkan kedalam teropong atau sekoci. Hari itu, kegiatan juga diselingi dengan diskusi bagimana agar alat tenun gedongan tradisional bisa mengadopsi beberapa langkah dari alat tenun ATBM. Tujuannya untuk mempercepat proses pembuatan kain tenun ikat. Sementara alat ATBM yang bantuan pemerintah juga dipakai bergantian dalam satu kelompok pengrajin. Lebih tepatnya, alat ATBM tersebut berfungsi untuk berlatih semua anggota dalam satu kelompok. Karenanya, untuk produksi, kadang kembali memakai alat tenun tradisional gedogan. Diskusi juga berlanjut dengan bagaimana cara membuat alat tenun ATBM di Troso Jepara. Berapa harga tiap alat tenun dan bagaimana proses pengiriman bila membeli alat tenun di Troso Jepara. Hari 8 Proses Benang Lungsi Hari 8 Ngebum untuk memproses benang lungsi Kembali ke Daftar Hari Saat hari kedelapan, peserta magang praktek menggabungkan berbagai warna benang lungsi sesuai letak motif dan warna yang diinginkan pada kain tenun. Begitu selesai, dilanjutkan proses memasukkan benang lungsi ke alat bum. Peserta magang tenun pun mengurai satu per satu benang lungsi, benang dimasukkan melewati sisir, dan diikatkan pada bum. Keseluruhan proses ini biasa disebut dengan proses ngebum. Benang lungsi yang telah siap pada alat bum, selanjutnya dipasang ke alat tenun. Memasukkan satu persatu benang melewati mata gun dan sisir melalui proses nyucuk yang membutuhkan kerjasama 2 orang. Bila dibandingkan dengan dengan alat tenun gedogan, istilah proses ini mungkin bisa disetarakan dengan proses menghani. Sama sama menyiapkan benang untuk dibuat benang lungsi pada kain tenun. Hari 9 Memasang Benang pada Alat Tenun Hari 9 Proses memasukkan benang lungsi ke dalam mata gun dan sisir Kembali ke Daftar Hari Memasuki hari kesembilan, melanjutkan proses hari sebelumnya sampai benang pakan telah siap pada paletan. Demikian pula benang lungsi sudah terpasang pada alat tenun. Instruktur akan mencoba menenun dan melakukan beberapa pengaturan atau setting alat tenun. Sementara peserta mengamati sambil mendengarkan penjelasan cara mengatasi berbagai masalah yang mungkin timbul saat melakukan setting alat tenun. Misalnya ada benang yang hitungannya lebih, mengencangkan atau mengendurkan benang lungsi, dan sebagainya. Selesai setting alat tenun, peserta magang bergantian mencoba memainkan tangan dan kaki pada alat tenun. Mengayun tangan dan menginjakkan kaki bergantian, tentu tidak mudah bagi yang belum pernah melakukannya sama sekali. Terkadang, mengayun tangan dan menginjakkan kaki dilakukan bersamaan waktunya. Jadinya gagal kan. Karenanya, peserta perlu waktu untuk berlatih dan menyesuaikan irama ayunan tangan dan hentakan kaki sampai bisa bergerak cepat. Hari 10 Menenun Hari 10 Menenun dengan Alat Tenun ATBM Kembali ke Daftar Hari Sedangkan hari terakhir magang, akan diisi dengan melanjutkan praktek menenun. Langkah langkah menenun dilakukan dengan benar pada tahap ini. Bagi peserta yang sedang tidak mendapat giliran memagang alat tenun, kegiatan diisi dengan proses lain seperti mengikat benang, mewarnai benang, mbatil atau malet. Menenun dengan alat tenun ATBM memerlukan gerakan tangan dan kaki yang bergantian seirama. Demikian pula antara kaki kanan dan kaki kiri mesti mengikuti ritme gerakan tangan. Menenun juga memerluka ketrampilan tambahan seperti cara memasukkan benang pakan ke dalam teropong atau sekoci, cara menyambung benang bila benang pakan putus atau habis, sampai cara mengambil kain tenun yang sudah jadi dari gulungan pada alat tenun. Semua diajarkan dengan jelas dan langsung diterapkan dengan praktek. Hari kesepuluh memang menjadi waktu pemantapan sekaligus pengulangan bila ada proses yang belum dikuasai oleh peserta magang. Hari itu juga diisi tanya jawab dan rencana tindak lanjut konsultasi melalui telfon atau video call bila mendapati kesulitan menerapkan langkah langkah menenun ATBM di daerah asal. Minat Belajar Tenun di Troso Jepara Kain tenun hasil belajar proses membuat tenun Ketertarikan para pengrajin tenun luar daerah terhadap proses tenun ATBM di Desa Troso tentunya disambut baik oleh pengrajin Tenun kainratu beserta Pemerintah Kabupaten pemkab Jepara. Selain pengrajin tenun, Pemkab Wakatobi juga mengirim pengrajin ukir ke Jepara untuk magang. Melalui Dinas Industri dan Perdagangan, Pemkab Jepara juga mengirim perwakilan untuk hadir menyambut dan memberi informasi seputar sentra kerajina Jepara kepada rombongan pengrajin Wakatobi di Sentra Tenun Troso melalui proses belajar tenun dengan pengrajin dari luar daerah seperti ini, produk unggulan dari kedua Kabupaten dapat dikenal oleh masyarakat luas dan diharapkan pula mampu meningkatkan kualitas produk kerajinan tenun Indonesia. Keberadaan kegiatan magang tenun memang menjadi kebutuhan pengrajin tenun berbagai daerah mengingat rumitnya proses pembuatan kain tenun ikat ATBM. Alat bahan dan cara membuat tenun mesti dipelajari dan dipraktekkan secara langsung untuk mempercepat penguasaan keterampilan. Sementara tulisan atau video teknis membuat tenun sangat minim di internet. Bahkan sama sekali belum ada yang membuat panduan. Ada satu harapan tersedia teks prosedur cara membuat kain tenun yang lengkap dan sistematis. Bisa dimaklumi, karena memang relatif sulit menjelaskannya secara singkat. Bila ada, tulisan di Google atau video Youtube biasanya hanya sekilas saja tanpa petunjuk praktis bagaimana langkah langkah menenun yang dapat diterapkan menjadi do it yourself. Minat masyarakat untuk belajar menenun ATBM di Troso Jepara memang mulai tumbuh. Selain Wakatobi, daerah lain yang pernah menunjukkan minat belajar tenun Troso Jepara adalah Flores, Tidore, Donggala, dan Timor Leste yang termasuk luar negeri. Mereka berasal dari instansi pemerintah kabupaten, CSR perusahaan, atau organisasi sosial. Program Magang “Cara Membuat Kain Tenun ATBM dalam 10 Hari” Ingin Belajar Cara Membuat Kain Tenun ATBM? Sekadar informasi, bila institusi, kelompok usaha, atau CSR perusahaan Anda tertarik mengirim peserta magang belajar tenun di Tenun Kainratu yang berlokasi di Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara, silakan hubungi kami melalui Kontak Pengrajin Tenun Jepara Pengrajin tenun yang tergabung dalam PT. Kain Ratu Utama yang dilengkapi legalitas usaha akan berbagi informasi perkiraan biaya pelatihan beserta alat bahan dan cara membuat tenun yang diinginkan. Selain biaya untuk magang, biaya akomodasi makan, transportas, penginapan dan semua hal yang membantu pelaksanaan program magang menenun ATBM juga dapat di buat estimasi sejak awal. Kegiatan magang belajar tenun ikat PT. Kain Ratu Utama merupakan bentuk aktivitas sosial yang bertujuan untuk mengembangkan kerajinan tenun Indonesia beserta peningkatan kesejahteraan pengrajin dan kualitas produk yang dihasilkan. Kegiatan ini bukan semata mata untuk mencari laba dan bukan pula kegiatan rekreasi atau wisata. Sementara untuk tujuan wisata atraksi atau experience tourism di Sentra Tenun Jepara, PT. Kain Ratu Utama menyediakan program lain dengan durasi dan biaya yang berbeda. Hubungi kami untuk mendiskusikan kebutuhan belajar tenun Anda.

alat bahan dan cara membuat kain tenun